I.
Aku adalah manusia
Dengan sekian ruang kosong di sekujur tubuhku
Sebut saja aku rumah
Bangunan dengan ruang-ruang kosong di dalamnya
Bangunan yang setiap ruangannya bisa jadi tempat istirahat
Iya, aku adalah rumah
Hangat tapi sepi
Terawat tapi kosong
II.
Apakah kamu tersesat?
Jangan takut, kamu tidak sendirian
Kenapa merengut?
Jangan cemberut begitu
Bicara
Biar ku dengar suaramu
Biar ku simak suka-dukamu
Bicara
Kenapa membatu?
Dingin?
Apa yang kamu risaukan?
Baiklah
Tidak apa kalau belum mau bicara
III.
Aku adalah sebuah rumah
Dengan ruang-ruang kosong di dalamnya
Silakan kamu singgah dan istirahat
Ruang-ruang disela jemariku
Biar diisi oleh jemarimu
Hangat mengalir dari ujung jari hingga tangan
Moga-moga ini jadi awal ketenangan
Silakan kamu isi ruang-ruang kosong di kedua lenganku
Biar aku dekap kamu
Tulang pipi beradu tulang rusuk
Wajah mengahadap langit
Tubuh dingin jadi hangat
Badan kaku jadi santai
Hati batu jadi luluh
Kenapa kamu menggeser kepalamu?
Dari ruang dada pindah ke ruang leher
Apa detak jantungku mengagetkanmu?
Maaf, aku....
*
Tidur
Dia sudah tertidur
Kepalanya masih betah
Hidung bangirnya menjajah
Nafas lembut bikin merinding
Jantung rontok
Pikiran terbang
Luluh
Melayang
Tidur
Ooh, kenyamanan
-Arjen L. Melkior
No comments:
Post a Comment