Sunday 24 May 2015

Berlutut, Membujuk, Memohon


Tahukah kamu, bagaimana rasanya ketika terbangun di pagi hari
dan mengetahui bahwa dia menghilang begitu saja? 
Darah mengalir cepat menuju kepala
jantung mau jebol
nafas tak teratur

Otak sekian kali kuputar-putar sampai mual
mencoba mencari memori atas apa yang terjadi
Tapi sia-sia setiap sudut putaran otakku itu
Tidak tahu apa-apa
Tidak tahu apa yang terjadi
Darah mengalir cepat sampai ke otak 
jantung rontok hampir botak

Mandi keringat
mandi air mata
mandi darah 
Benci, benci, benci

Kehilangan dan tidak mengetahui apa-apa
Sepasang setan perusak otak pembuat hati kotor
Sepasang setan paling dibenci manusia

Entah aku yang kelewat bodoh
atau memang kamu lihai bersembunyi
bermain dengan waktu mengulur geram
mendorongku ke ujung tebing curam

Silakan kamu pacu detak jantungku seperti kuda judi
peras habis harapan dan tekadku
sita hampir seluruh waktuku
tusuk aku dengan lidah tajammu
silakan kamu bersikap tidak peduli
aku tidak masalah
Tapi jangan pernah paksa aku untuk berhenti peduli
sampai aku jadi makanan setan pun aku akan tetap peduli

Ah, sayangku,
penyejuk hati yang sepi
tak perlu kamu berkorban mati-matian
bukan darah, harta, atau nikmat

Pintaku tidak rumit
Hargai aku
Bicara padaku


- Arjen L. Melkior



- Arjen L. Melkior

No comments:

Post a Comment